Minggu, 03 Maret 2013

ketika “Playgirl” kena “batunya”






Punya wajah cantik, body menarik, dan menjadi rebutan adalah hal yang relatif bagi keinginan para lady’s. yach… walaupun fisik bukan segalanya, tapi fisik adalah hal pertama yang di lihat oleh mata. But, hati tetap jadi “ the number one “ dalam hidup ini. Seperti dalam sebuah kisah di cerita ini. Seorang cewek yg hampir bisa di bilang cewek perfect yang punya segudang kelebihan terutama dalam hal fisik. Tapi bisa di bilang seorang cewek yang nggak punya hati. Semua cowok tergila-gila pada nya. Dan semua cewek iri padanya. Tapi sayang, ia di kagumi tapi jahat sama pengagum nya. Berapa banyak “mantan pacar nya” yang hampir stress di buat nya. Walaupun ia tak pernah menganggap mereka sebagai “mantan”….
Nama nya Sisil, cewek imut dari kota metropolitan Jakarta. Terkenal karena wajahnya yang sangat menggoda dan menaklukkan cowok manapun yang ia suka. Tergolong anak manja juga, walaupun bukan anak konglomerat apalagi anak nya presiden. Emang kalau anak manja harus anak presiden yach…? Jadi bingung penulis. Ya sudah lah, jangan diperpanjang lagi kembali ke laptop… kata Tukul Arwana. sudah banyak lelaki yang di buat nya puyeng, dan sudah berapa rupiah yang di habiskan para lelaki untuk menaklukkan hatinya. Tapi ia selalu bermain-main dengan yang namanya cinta. Tak pernah menghargai niat tulus seseorang. Dengan sadis ia meninggalkan “pacarnya” itu setelah ia puas menghabiskan uang para lelaki. “toh…. Sebelum cowok mempermainkan kita, kita dulu yang mempermainkan cowok…!!!! “ ujar Sisil ketika salah satu teman baiknya menasehati nya. Rere… namanya. Sahabat yang di kenal nya sewaktu masuk SMA. Yang tak bosan-bosan nya menasehati sahabatnya itu yang nggak bisa di kasih tahu. “tunggu aja pasti kena batu nya…” celutuk Rere ketika ia merasa sangat kesal oleh tingkah Sisil yang cuek bebek.Sisil hanya mencibir ketika Rere mengatakan hal itu. Yang semakin membuat Rere tambah kesal olehnya.

Saat disekolah…..

Jam istirahat pun tiba, seperti biasa Sisil dan Rere berburu makanan di kantin sekolahnya. Rere dengan lahap nya ia makan tanpa memperhatikan pemandangan di sekitar nya. Sedangkan Sisil tidak terlalu memperdulikan bulat-bulat bakso di mangkok nya itu yang membuat tergiur, matanya tertuju pada sosok cowok “Black Sweet” di pojok kanan dari kantin itu.postur tubuh yang sedang, dan nggak bosan jika di pandang. Mata Sisil masih tetuju pada cowok itu. Yang membuat ia geregetan ( seperti lagunya sherina).Rere pun tersadar dari pertempurannya menggigit bulat-bulat bakso.dan melihat kea rah mata Sisil.

“woy… ngapain liat dia? Udah punya pacar tau…!!!” ucap Rere seakan bisa membaca pikiran Sisil. Walaupun memang benar sich.
“tau aja loe… tapi apa sich yang nggak bisa gue taklukin…” ucap Sisil dengan begitu optimisnya.
Rere hanya bisa melongos mendengar ucapan Sisil.Sisil tersentak sesaat. Mengingat kembali ucapan Rere tadi. “pacar?” mungkin saja sich cowok semanis itu sudah memiliki seorang pacar. Tapi koq Rere bisa tahu ya…? Pikir Sisil sejenak. Sisil langsung memandang kearah Rere yang tepat berada di sampingnya itu. Rere pun menghentikan suapan nya itu.
          “kenapa?” Tanya Rere singkat sambil menunggu jawaban dari Sisil.
          “gue mo nanyak ne, koq loe bisa tahu cowok itu udah pnya pacar?” Tanya Sisil langsung kepokok pertanyaan. Sambil menunggu jawaban dari Rere, Sisil menyempatkan diri untuk menyuap pentolan bakso itu kedalam mulut nya yang di bilang para cowok sich sexy (mmmm…… ).
          “o… itu. Ya iya lah gue tahu. Dia itu kan tetangga gue.” Jawab Rere sembari melanjutkan makannya.
          “What…? Loe koq gak bilang sich tetangga loe ada yang semanis itu…?”
          “kalo gue bilang habis dong tetangga gue di samber sama loe.”
          “aaaah loe… koq dia bisa di sekolah kita? Koq gue gak pernah liat yach cowok semanis itu.? Ucap Sisil sambil memandang ke arah cowok “Black Sweet” itu.
          “nanyak nya 1-1 dong,,, mmmm dia tu baru pindah kesini. Anak IPA tau…!!!” jawab Rere dengan muka yang khas apabila membanggakan sesuatu.
          “cupu dong?” Tanya Sisil datar.
          “yaaaa nggak lah. Buktinya aja dia punya pacar sekeren Mitha.”
          “Mitha yang mana…?” Tanya Sisil penasaran.
          “iiiiii dasar loe yaaaa ngaku nya aja yang gaul, tapi sama Mitha aja nggak kenal. Itu tuu,,,, finalisPutri Indonesia tahun ini.” Jawab Rere dengan panjang lebar nya sampai melupakan bulat-bulat bakso yang berenang ingin di makan.
          “masa,,,,? Gila punya sihir apa dia? Punya saingan berat dong gue.” Ucap Sisil sambil menarik nafas yang dalam.
          “banget…” jawab Rere dengan pasti akan kekalahan sahabat nya itu jika bersaing melawan putri Indonesia yang pastinya cantik banget. Walaupun nggak jauh beda kecantikan nya di banding dengan Sisil, tapi dari segi ketenaran sudah 1-0 skor nya.
Tapi hal itu pasti bukan menjadi hambatan buat Sisil untuk merebut hati cowok “Black Sweet” itu.
          “Re, nama cowok itu siapa s? punya phone number kaaaaan?” Tanya Sisil yang sekaligus memelas…
          “yaaaaa gue tau, penyakit loe kumat ne. nama nya Irfan ne nomor nya.” Jawab Rere sambil menunjukkan nomor hp nya Irfan d BB miliknya.
Sisil pun dengan girang meraih hanphone nya Rere dan menyalin nomor nya Irfan.

*     *    *

Hari-hari pun berlalu, Irfan makin dekat dengan Sisil. Walaupun status nya masih pacaran dengan Mitha. Ternyata Irfan sangat agresif, cukup gentle juga untuk mmencicipi bibir nya Sisil walaupun baru status nya “TTM”… (Teman Tapi Mesum…. Oooppssss).
Rere hanya bisa geleng-geleng kepala saat mendengar cerita nya Sisil yang rela banget jadi simpanan. Padahal Irfan nggak sama sekali menghamburkan uang nya untuk Sisil. Nggak seperti “mantan pacarnya” yang lalu.
Mungkin karena Sisil sudah terperangkap oleh yang namanya cinta. Cinta yang nggak di harapkan untuk tumbuh. Cinta yang harus nya nggak pernah ada. Hanya cinta bertepuk sebelah tangan. Irfan hanya melampiaskan nafsu belaka. Nggak pernah tulus. Hanya memanfaatkan Sisil yang sedang di landa asmara.dan jika Irfan di suruh memilih, ia pasti memilih Mitha yang jelas-jelas adalah pacarnya. Sedangkan Sisil??? Hanya pelabuhan sementara di saat Irfan punya waktu.
          Kejadian yang tak di inginkan pun terjadi, Irfan memutuskan hubungan TTM nya dengan Sisil. Hanya dengan alasan yang sangat menyakitkan, Irfan bilang ia ingin ke hubungannya semula bersama Mitha. Tanpa ada hubungan gelap seperti ini. Sisil menerima keputusannya dengan sabar, tegar, walaupun ia sangat rapuh, hatinya menangis. Yach… kadang semua kejujuran selalu menyakitkan.
          “mungkin ini karma gue Re…..” isak Sisil sambil menangis saat ia berada di rumah nya Rere untuk curhat. Rere mencoba untuk menghibur sahabatnya itu. Tapi tetap saja sahabatnya itu mewek.
          “yang sabar yach,,, lupain aja dia. Masih banyak kan cowok lain yang rela berkorban buat loe. Jangan yang kayak Irfan lagi.”
“tapi Re,,,, nggak ada yang seperfect Irfan. Dia tu berhasil banget buat gue jatuh cinta. Gue nggak pernah ngerasain cinta kayak gini sebelumnya Re…” ucap Sisil di sela-sela tangisnya.
          “itu lah yang nama nya karma Sil, saat loe udah jatuh cinta sama dia, loe bakal kehilangan dia. Seperti saat loe mutusin mantan-mantan loe dulu. Mereka semua pasti ngerasain hal yang sama kayak yang loe rasain sekarang.” Ucapan Rere membuat Sisil tertegun. Ia teringat saat ia memutuskan hubungan nya dengan mantan-mantanya itu tanpa perasaan sedikitpun. Tanpa ada rasa bersalah, kata maaf apa lagi. Edi, cowok yang sangat baik padanya, memberikan apapun yang Sisil minta. Tapi Sisil memutuskannya dengan alasan yang tak jelas. Di saat Edi sudah banyak menghabiskan uangnya. Sampai-sampai, Edi jadi kecanduan narkoba karena stress di putuskan Sisil. Nggak tahu kabar nya sekarang, sudah menghilang di telan bumi, di bawa angin, di hapus ombak… (wew,,,, lebay sich).
“jadi gue harus gimana Re..?” Tanya Sisil bingung sambil menghapus air mata nya yang deras seperti hujan lokal.
          “kalo Irfan jodoh loe, pasti balik lagi koq sama loe.” Ujar Rere meyakinkan Sisil.
Sisil hanya terdiam pasrah. Mengikuti arus air yang akan membawa nya kemana. Tapi ia tlah berjanji pada dirinya sendiri, akan berubah menjadi lebih baik dari sekarang. Luka yang ada, di anggap angin lalu. Biarlah ia selalu di hati walau tak bisa di miliki. Toh yang nama nya cinta tak harus saling memiliki kan???
          Dengan tegar Sisil melewati hari yang ia lalui. Ia tempuh segala sakit hati. Kekesalan dan kehancuran hatinya sedikit demi sedikit bisa terkumpul kembali. Walaupun tak seutuh dahulu. Saat ia menjadi manusia yang tak punya perasaan. Punya tampang tapi tak punya hati.


          Sisil melakukan aktifitas seperti biasanya. Saat di parkiran sekolah, Sisil tak sengaja berpapasan dengan Irfan. Tambah manis…..
Mereka hanya berpandangan mata sesaat. Kangen juga sama Irfan. Rindu akan belaian mesra nya dulu. Saat masih bersama, sampai sekarang masih teringat jelas kenangan kemarin. “akan kah terulang lagi ya Tuhan…?” pikir Sisil sambil terbayang kenangan l;alu saat bersama Irfan. Kenangan yang paling indah. Ia pun langsung mengambil sepeda motornya dan hendak langsung pulang.
          “hey…” ucap seseorang di belakang Sisil yang kedengarannya sangat nggak asing di telinga.
          “Irfan….?” Ucap Sisil dan langsung menoleh kebelakang untuk memastikan sumber suara yang menyapa nya tadi. Ternyata benar, cowok “Black Sweet” itu tepat berada di belakang nya. Ada rasa tak percaya tersirat di hati. Tapi rasanya bahagia, walau ia hanya mengucapkan satu kata. Cinta memang gila ya…!
          “koq bengong?” Tanya irfan sambil memperhatikan wajah Sisil yang terlihat jelas bahwa ia sedang bingung.
          “mmm nggak koq. Ada apa?” Tanya Sisil agak sedikit gugup.
          “ke kafe yok, biar enak ngobrolnya.” Ajak Irfan. Mana mungkin Sisil menolak ajakan nya. Sisil hanya mengangguk kecil dan mengikuti ajakan Irfan.

Sesampai di sebuah kafe, Sisil tidak banyak mengeluarkan kata-kata. Dan Sisil juga nggak tahu maksud dari cowok pujaan nya mengajak nya ngobrol khusus berdua di kafe romantis seperti ini. Sisil nggak berani untuk membuka pembicaraan terlebih dahulu. Ia meneguk coffe late favorite nya itu dengan nikmat.

“apa kabar?” Tanya Irfan sambil memandang kea rah mata Sisil. Yang membuat Sisil rasa nya tertusuk setelah membalas tatapan itu. Begitu tajam…
“baik.” Jawab Sisil singkat
“aku tahu kemaren aku salah banget udah mutusin kamu, aku nyesal Sil…” ucap Irfan langsung ke pokok permasalahan. Kata-kata itu membuat Sisil terdiam sejenak. Berpikir bahwa ternyata Irfan masih punya hati. Buktinya ia menyesali perbuatannya yang sangat menyakiti hati Sisil. Menggoresnya tajam seperti silet. Sisil sama sekali nggak tahu harus ngomong apa, toh pembicaraan Irfan bukan lah suatu pertanyaan.
“kamu kesal sama aku? Masih marah? Marah aja Sil nggak apa-apa koq. Aku pantes kamu benci.” Sambung Irfan setelah tak mendengar satu koment pun dari Sisil.
“aku nggak marah koq sama kamu.” Jawab Sisil yang akhirnya angkat bicara setelah mempertahan kan predikat “mogok ngomong”.
“kamu maafin aku kan Sil? Aku minta maaf banget sama kamu sil…” ucap Irfan sambil menunjukkan wajah yang benar-benar serius meminta maaf. Seakan memang menyadari kesalahannya di waktu lalu. Sisil hanya mengangguk kecil tanda mengiyakan.
“aku pengen kita balikan Sil…” lirih Irfan.
Deg…. Jantung Sisil berdetak lebih kencang saat mendengar ucapan Irfan. Ada rasa tak percaya. Bahkan memang sulit untuk dipercayai. Sisil terdiam. Ingin rasa nya Sisil mengatakan kata iya… tapi apa semudah itu, tanpa mempertanyakan alasan Irfan pengen balikan. Padahal dengar-dengar Irfan masih pacaran dengan Mitha.
          “kamu mau kan Sil?” Tanya Irfan sekali lagi, sambil meraih tangan Sisil dan menggenggamnya erat. Erat sekali, seakan tak ingin pisah seperti judul lagunya Eren.
          “Fan, aku ragu sama kamu. Aku nggak mau lagi jadi yang kedua” ucap Sisil
          “Sil, kamu nggak akan jadi yang kedua, Mitha udah aku putusin dia ternyata selingkuh dibelakang aku, dan aku tahu kamu yang terbaik buat aku.” Irfan berusaha meyakinkan Sisil dengan tutur katanya. Namun Sisil belum bisa menjawab apa-apa. Ia takut ia hanya menjadi pelampiasan semata setelah putusnya Irfan dengan Mitha. Tapi ia juga nggak mau mengsia-sia kan kesempatan ini.
          “beneran kamu udah putus sama dia?”Tanya Sisil lagi untuk meyakinkan dirinya sendiri yang masih galau harus melontarkan jawaban apa.
          “beneran, aku nyesel Sil ninggalin kamu. Mau ya balikan lagi sama aku?”
          “status kita?” Tanya Sisil lagi dan lagi
          “pacaran, bukan TTM lagi koq tenang aja.” Jawab Irfan meyakinkan Sisil.
          “ya udah, kita pacaran lagi, tapi jangan kecewain aku lagi ya….” Ucap Sisil yang akhirnya menerima kembali untuk kesempatan kedua buat Irfan.
          Semakin lama hubungan nya pun semakin baik, ternyata Irfan benar-benar serius dalam menjalin hubungan. Nggak ada perselingkuhan, hanya konflik-konflik biasa yang di jadikan bumbu dalam percintaan. Irfan selalu berkata, “ingin sampai ke pelaminan sama kamu Sil…” ucapan itu selalu terngiang ditelinga Sisil. Selalu terbayang jika apa yang direncanakan terlaksana lancar. Walau halangan dan hambatan pasti ada, namun harus selalu di pertahan kan. Jangan sampai tergoyah oleh hembusan badai, terkikis oleh terjangan ombak. Cinta kan tetap utuh. Asal ada kepercayaan dan kesetiaan.



“ THE END “

0 komentar:

Posting Komentar