Punya
wajah cantik, body menarik, dan menjadi rebutan adalah hal yang relatif bagi
keinginan para lady’s. yach… walaupun fisik bukan segalanya, tapi fisik adalah
hal pertama yang di lihat oleh mata. But, hati tetap jadi “ the number one “
dalam hidup ini. Seperti dalam sebuah kisah di cerita ini. Seorang cewek yg
hampir bisa di bilang cewek perfect yang punya segudang kelebihan terutama
dalam hal fisik. Tapi bisa di bilang seorang cewek yang nggak punya hati. Semua
cowok tergila-gila pada nya. Dan semua cewek iri padanya. Tapi sayang, ia di
kagumi tapi jahat sama pengagum nya. Berapa banyak “mantan pacar nya” yang
hampir stress di buat nya. Walaupun ia tak pernah menganggap mereka sebagai
“mantan”….
Nama
nya Sisil, cewek imut dari kota metropolitan Jakarta. Terkenal karena
wajahnya yang sangat menggoda dan menaklukkan cowok manapun yang ia suka.
Tergolong anak manja juga, walaupun bukan anak konglomerat apalagi anak nya
presiden. Emang kalau anak manja harus anak presiden yach…? Jadi bingung
penulis. Ya sudah lah, jangan diperpanjang lagi kembali ke laptop… kata Tukul Arwana.
sudah banyak lelaki yang di buat nya puyeng, dan sudah berapa rupiah yang di
habiskan para lelaki untuk menaklukkan hatinya. Tapi ia selalu bermain-main
dengan yang namanya cinta. Tak pernah menghargai niat tulus seseorang. Dengan
sadis ia meninggalkan “pacarnya” itu setelah ia puas menghabiskan uang para
lelaki. “toh…. Sebelum cowok mempermainkan kita, kita dulu yang mempermainkan
cowok…!!!! “ ujar Sisil ketika salah satu teman baiknya menasehati nya. Rere…
namanya. Sahabat yang di kenal nya sewaktu masuk SMA. Yang tak bosan-bosan nya
menasehati sahabatnya itu yang nggak bisa di kasih tahu. “tunggu aja pasti kena
batu nya…” celutuk Rere ketika ia merasa sangat kesal oleh tingkah Sisil yang
cuek bebek.Sisil hanya mencibir ketika Rere mengatakan hal itu. Yang semakin
membuat Rere tambah kesal olehnya.
Saat
disekolah…..
Jam
istirahat pun tiba, seperti biasa Sisil dan Rere berburu makanan di kantin
sekolahnya. Rere dengan lahap nya ia makan tanpa memperhatikan pemandangan di
sekitar nya. Sedangkan Sisil tidak terlalu memperdulikan bulat-bulat bakso di
mangkok nya itu yang membuat tergiur, matanya tertuju pada sosok cowok “Black
Sweet” di pojok kanan dari kantin itu.postur tubuh yang sedang, dan nggak bosan
jika di pandang. Mata Sisil masih tetuju pada cowok itu. Yang membuat ia
geregetan ( seperti lagunya sherina).Rere pun tersadar dari pertempurannya
menggigit bulat-bulat bakso.dan melihat kea rah mata Sisil.
“woy…
ngapain liat dia? Udah punya pacar tau…!!!” ucap Rere seakan bisa membaca
pikiran Sisil. Walaupun memang benar sich.
“tau
aja loe… tapi apa sich yang nggak bisa gue taklukin…” ucap Sisil dengan begitu
optimisnya.
Rere hanya bisa melongos mendengar
ucapan Sisil.Sisil tersentak sesaat. Mengingat kembali ucapan Rere tadi.
“pacar?” mungkin saja sich cowok semanis itu sudah memiliki seorang pacar. Tapi
koq Rere bisa tahu ya…? Pikir Sisil sejenak. Sisil langsung memandang kearah
Rere yang tepat berada di sampingnya itu. Rere pun menghentikan suapan nya itu.
“kenapa?” Tanya Rere singkat sambil menunggu jawaban dari
Sisil.
“gue mo nanyak ne, koq loe bisa tahu cowok itu udah pnya
pacar?” Tanya Sisil langsung kepokok pertanyaan. Sambil menunggu jawaban dari
Rere, Sisil menyempatkan diri untuk menyuap pentolan bakso itu kedalam mulut
nya yang di bilang para cowok sich sexy (mmmm…… ).
“o… itu. Ya iya lah gue tahu. Dia itu kan tetangga gue.” Jawab Rere sembari
melanjutkan makannya.
“What…? Loe koq gak bilang sich tetangga loe ada yang
semanis itu…?”
“kalo gue bilang habis dong tetangga gue di samber sama
loe.”
“aaaah loe… koq dia bisa di sekolah kita? Koq gue gak
pernah liat yach cowok semanis itu.? Ucap Sisil sambil memandang ke arah cowok
“Black Sweet” itu.
“nanyak nya 1-1 dong,,, mmmm dia tu baru pindah kesini.
Anak IPA tau…!!!” jawab Rere dengan muka yang khas apabila membanggakan
sesuatu.
“cupu dong?” Tanya Sisil datar.
“yaaaa nggak lah. Buktinya aja dia punya pacar sekeren
Mitha.”
“Mitha yang mana…?” Tanya Sisil penasaran.
“iiiiii dasar loe yaaaa ngaku nya aja yang gaul, tapi sama
Mitha aja nggak kenal. Itu tuu,,,, finalisPutri Indonesia tahun ini.” Jawab Rere
dengan panjang lebar nya sampai melupakan bulat-bulat bakso yang berenang ingin
di makan.
“masa,,,,? Gila punya sihir apa dia? Punya saingan berat
dong gue.” Ucap Sisil sambil menarik nafas yang dalam.
“banget…” jawab Rere dengan pasti akan kekalahan sahabat
nya itu jika bersaing melawan putri Indonesia yang pastinya cantik
banget. Walaupun nggak jauh beda kecantikan nya di banding dengan Sisil, tapi
dari segi ketenaran sudah 1-0 skor nya.
Tapi hal itu pasti bukan
menjadi hambatan buat Sisil untuk merebut hati cowok “Black Sweet” itu.
“Re, nama cowok itu siapa s? punya phone number kaaaaan?”
Tanya Sisil yang sekaligus memelas…
“yaaaaa gue tau, penyakit loe kumat ne. nama nya Irfan ne
nomor nya.” Jawab Rere sambil menunjukkan nomor hp nya Irfan d BB miliknya.
Sisil pun dengan girang
meraih hanphone nya Rere dan menyalin nomor nya Irfan.
* * *
Hari-hari
pun berlalu, Irfan makin dekat dengan Sisil. Walaupun status nya masih pacaran
dengan Mitha. Ternyata Irfan sangat agresif, cukup gentle juga untuk mmencicipi
bibir nya Sisil walaupun baru status nya “TTM”… (Teman Tapi Mesum…. Oooppssss).
Rere hanya bisa geleng-geleng
kepala saat mendengar cerita nya Sisil yang rela banget jadi simpanan. Padahal
Irfan nggak sama sekali menghamburkan uang nya untuk Sisil. Nggak seperti
“mantan pacarnya” yang lalu.
Mungkin karena Sisil sudah
terperangkap oleh yang namanya cinta. Cinta yang nggak di harapkan untuk
tumbuh. Cinta yang harus nya nggak pernah ada. Hanya cinta bertepuk sebelah
tangan. Irfan hanya melampiaskan nafsu belaka. Nggak pernah tulus. Hanya
memanfaatkan Sisil yang sedang di landa asmara.dan jika Irfan di suruh memilih,
ia pasti memilih Mitha yang jelas-jelas adalah pacarnya. Sedangkan Sisil???
Hanya pelabuhan sementara di saat Irfan punya waktu.
Kejadian yang tak di inginkan pun terjadi, Irfan memutuskan
hubungan TTM nya dengan Sisil. Hanya dengan alasan yang sangat menyakitkan,
Irfan bilang ia ingin ke hubungannya semula bersama Mitha. Tanpa ada hubungan
gelap seperti ini. Sisil menerima keputusannya dengan sabar, tegar, walaupun ia
sangat rapuh, hatinya menangis. Yach… kadang semua kejujuran selalu
menyakitkan.
“mungkin ini karma gue Re…..” isak Sisil sambil menangis
saat ia berada di rumah nya Rere untuk curhat. Rere mencoba untuk menghibur
sahabatnya itu. Tapi tetap saja sahabatnya itu mewek.
“yang sabar yach,,, lupain aja dia. Masih banyak kan cowok lain yang rela
berkorban buat loe. Jangan yang kayak Irfan lagi.”
“tapi
Re,,,, nggak ada yang seperfect Irfan. Dia tu berhasil banget buat gue jatuh
cinta. Gue nggak pernah ngerasain cinta kayak gini sebelumnya Re…” ucap Sisil
di sela-sela tangisnya.
“itu lah yang nama nya karma Sil, saat loe udah jatuh cinta
sama dia, loe bakal kehilangan dia. Seperti saat loe mutusin mantan-mantan loe
dulu. Mereka semua pasti ngerasain hal yang sama kayak yang loe rasain
sekarang.” Ucapan Rere membuat Sisil tertegun. Ia teringat saat ia memutuskan
hubungan nya dengan mantan-mantanya itu tanpa perasaan sedikitpun. Tanpa ada
rasa bersalah, kata maaf apa lagi. Edi, cowok yang sangat baik padanya,
memberikan apapun yang Sisil minta. Tapi Sisil memutuskannya dengan alasan yang
tak jelas. Di saat Edi sudah banyak menghabiskan uangnya. Sampai-sampai, Edi
jadi kecanduan narkoba karena stress di putuskan Sisil. Nggak tahu kabar nya
sekarang, sudah menghilang di telan bumi, di bawa angin, di hapus ombak…
(wew,,,, lebay sich).
“jadi
gue harus gimana Re..?” Tanya Sisil bingung sambil menghapus air mata nya yang
deras seperti hujan lokal.
“kalo Irfan jodoh loe, pasti balik lagi koq sama loe.” Ujar
Rere meyakinkan Sisil.
Sisil hanya terdiam pasrah.
Mengikuti arus air yang akan membawa nya kemana. Tapi ia tlah berjanji pada
dirinya sendiri, akan berubah menjadi lebih baik dari sekarang. Luka yang ada,
di anggap angin lalu. Biarlah ia selalu di hati walau tak bisa di miliki. Toh
yang nama nya cinta tak harus saling memiliki kan???
Dengan tegar Sisil melewati hari yang ia lalui. Ia tempuh
segala sakit hati. Kekesalan dan kehancuran hatinya sedikit demi sedikit bisa
terkumpul kembali. Walaupun tak seutuh dahulu. Saat ia menjadi manusia yang tak
punya perasaan. Punya tampang tapi tak punya hati.
Sisil melakukan aktifitas seperti biasanya. Saat di
parkiran sekolah, Sisil tak sengaja berpapasan dengan Irfan. Tambah manis…..
Mereka hanya berpandangan
mata sesaat. Kangen juga sama Irfan. Rindu akan belaian mesra nya dulu. Saat
masih bersama, sampai sekarang masih teringat jelas kenangan kemarin. “akan kah
terulang lagi ya Tuhan…?” pikir Sisil sambil terbayang kenangan l;alu saat
bersama Irfan. Kenangan yang paling indah. Ia pun langsung mengambil sepeda
motornya dan hendak langsung pulang.
“hey…” ucap seseorang di belakang Sisil yang kedengarannya
sangat nggak asing di telinga.
“Irfan….?” Ucap Sisil dan langsung menoleh kebelakang untuk
memastikan sumber suara yang menyapa nya tadi. Ternyata benar, cowok “Black
Sweet” itu tepat berada di belakang nya. Ada
rasa tak percaya tersirat di hati. Tapi rasanya bahagia, walau ia hanya
mengucapkan satu kata. Cinta memang gila ya…!
“koq bengong?” Tanya irfan sambil memperhatikan wajah Sisil
yang terlihat jelas bahwa ia sedang bingung.
“mmm nggak koq. Ada
apa?” Tanya Sisil agak sedikit gugup.
“ke kafe yok, biar enak ngobrolnya.” Ajak Irfan. Mana
mungkin Sisil menolak ajakan nya. Sisil hanya mengangguk kecil dan mengikuti
ajakan Irfan.
Sesampai
di sebuah kafe, Sisil tidak banyak mengeluarkan kata-kata. Dan Sisil juga nggak
tahu maksud dari cowok pujaan nya mengajak nya ngobrol khusus berdua di kafe
romantis seperti ini. Sisil nggak berani untuk membuka pembicaraan terlebih
dahulu. Ia meneguk coffe late favorite nya itu dengan nikmat.
“apa
kabar?” Tanya Irfan sambil memandang kea rah mata Sisil. Yang membuat Sisil
rasa nya tertusuk setelah membalas tatapan itu. Begitu tajam…
“baik.”
Jawab Sisil singkat
“aku
tahu kemaren aku salah banget udah mutusin kamu, aku nyesal Sil…” ucap Irfan
langsung ke pokok permasalahan. Kata-kata itu membuat Sisil terdiam sejenak.
Berpikir bahwa ternyata Irfan masih punya hati. Buktinya ia menyesali
perbuatannya yang sangat menyakiti hati Sisil. Menggoresnya tajam seperti
silet. Sisil sama sekali nggak tahu harus ngomong apa, toh pembicaraan Irfan
bukan lah suatu pertanyaan.
“kamu
kesal sama aku? Masih marah? Marah aja Sil nggak apa-apa koq. Aku pantes kamu
benci.” Sambung Irfan setelah tak mendengar satu koment pun dari Sisil.
“aku
nggak marah koq sama kamu.” Jawab Sisil yang akhirnya angkat bicara setelah
mempertahan kan
predikat “mogok ngomong”.
“kamu
maafin aku kan
Sil? Aku minta maaf banget sama kamu sil…” ucap Irfan sambil menunjukkan wajah
yang benar-benar serius meminta maaf. Seakan memang menyadari kesalahannya di
waktu lalu. Sisil hanya mengangguk kecil tanda mengiyakan.
“aku
pengen kita balikan Sil…” lirih Irfan.
Deg…. Jantung Sisil berdetak
lebih kencang saat mendengar ucapan Irfan. Ada rasa tak percaya. Bahkan memang sulit
untuk dipercayai. Sisil terdiam. Ingin rasa nya Sisil mengatakan kata iya… tapi
apa semudah itu, tanpa mempertanyakan alasan Irfan pengen balikan. Padahal
dengar-dengar Irfan masih pacaran dengan Mitha.
“kamu mau kan
Sil?” Tanya Irfan sekali lagi, sambil meraih tangan Sisil dan menggenggamnya
erat. Erat sekali, seakan tak ingin pisah seperti judul lagunya Eren.
“Fan, aku ragu sama kamu. Aku nggak mau lagi jadi yang
kedua” ucap Sisil
“Sil, kamu nggak akan jadi yang kedua, Mitha udah aku
putusin dia ternyata selingkuh dibelakang aku, dan aku tahu kamu yang terbaik
buat aku.” Irfan berusaha meyakinkan Sisil dengan tutur katanya. Namun Sisil
belum bisa menjawab apa-apa. Ia takut ia hanya menjadi pelampiasan semata
setelah putusnya Irfan dengan Mitha. Tapi ia juga nggak mau mengsia-sia kan kesempatan ini.
“beneran kamu udah putus sama dia?”Tanya Sisil lagi untuk
meyakinkan dirinya sendiri yang masih galau harus melontarkan jawaban apa.
“beneran, aku nyesel Sil ninggalin kamu. Mau ya balikan
lagi sama aku?”
“status kita?” Tanya Sisil lagi dan lagi
“pacaran, bukan TTM lagi koq tenang aja.” Jawab Irfan
meyakinkan Sisil.
“ya udah, kita pacaran lagi, tapi jangan kecewain aku lagi
ya….” Ucap Sisil yang akhirnya menerima kembali untuk kesempatan kedua buat
Irfan.
Semakin lama hubungan nya pun semakin baik, ternyata Irfan
benar-benar serius dalam menjalin hubungan. Nggak ada perselingkuhan, hanya
konflik-konflik biasa yang di jadikan bumbu dalam percintaan. Irfan selalu
berkata, “ingin sampai ke pelaminan sama kamu Sil…” ucapan itu selalu terngiang
ditelinga Sisil. Selalu terbayang jika apa yang direncanakan terlaksana lancar.
Walau halangan dan hambatan pasti ada, namun harus selalu di pertahan kan. Jangan sampai
tergoyah oleh hembusan badai, terkikis oleh terjangan ombak. Cinta kan tetap utuh. Asal ada
kepercayaan dan kesetiaan.
“ THE END “
0 komentar:
Posting Komentar